Dia meninggal di tahun saat dia sangat mencintainya. Dia yang kaya memilih untuk hidup susah bersamanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia kembali ke tahun dia membencinya. Dia berkata dengan senyum pahit, "Mau cerai? Bunuh dulu aku."
Dia meninggal di tahun saat dia sangat mencintainya. Dia yang kaya memilih untuk hidup susah bersamanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia kembali ke tahun dia membencinya. Dia berkata dengan senyum pahit, "Mau cerai? Bunuh dulu aku."
Dia meninggal di tahun saat dia sangat mencintainya. Dia yang kaya memilih untuk hidup susah bersamanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia kembali ke tahun dia membencinya. Dia berkata dengan senyum pahit, "Mau cerai? Bunuh dulu aku."
Dia meninggal di tahun saat dia sangat mencintainya. Dia yang kaya memilih untuk hidup susah bersamanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia kembali ke tahun dia membencinya. Dia berkata dengan senyum pahit, "Mau cerai? Bunuh dulu aku."
Dia meninggal di tahun saat dia sangat mencintainya. Dia yang kaya memilih untuk hidup susah bersamanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia kembali ke tahun dia membencinya. Dia berkata dengan senyum pahit, "Mau cerai? Bunuh dulu aku."
Dia meninggal di tahun saat dia sangat mencintainya. Dia yang kaya memilih untuk hidup susah bersamanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia kembali ke tahun dia membencinya. Dia berkata dengan senyum pahit, "Mau cerai? Bunuh dulu aku."
Dia meninggal di tahun saat dia sangat mencintainya. Dia yang kaya memilih untuk hidup susah bersamanya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia kembali ke tahun dia membencinya. Dia berkata dengan senyum pahit, "Mau cerai? Bunuh dulu aku."